PERINSIP BANGUNAN TAHAN GEMPA


PRINSIP BANGUNAN TAHAN GEMPA 


PRINSIP DASAR BANGUNAN TAHAN GEMPA

Prinsip dasar dari bangunan tahan gempa adalah bangunan yang bertahan dari keruntuhan yang diakibatkan getaran bumi (gempa), serta memiliki fleksibilitas untuk dapat meredam getaran.
- Dirancang dan diperhitungkan
- Kombinasi beban dan alaisis struktur
- Penggunaan material yang ringan
- Penempatan massa struktur yang terpisah namun saling berinteraksi


PRINSIP FLEKSIBILITAS

Selain pergerakan dari bumi, bangunan itu sendiri sebenarnya menopang gerakan-gerakan pada struktur itu sendiri dalam skala kecil. Dengan menggunakan prinsip hubungan roll pada tumpuan beban. Hubungan roll pada bangunan ialah suatu hubungan pembebanan pada bangunan yang dapat bergerak dalam skala kecil untuk meredam getaran

PERINSIP KEKUATAN STRUKTUR BANGUNAN

menjadikan struktur lebih solid terhadap goncangan. Terbukti, struktur kaku seperti beton bertulang jika dibuat dengan baik dapat meredam getaran gempa dengan baik. Hal ini berarti perlu diperhatikan dengan sungguh-sungguh struktur yang dibuat pada saat pembangunan agar dapat lebih kuat dan lebih kaku. Kekakuan struktur dapat menghindarkan kemungkinan bangunan runtuh saat gempa terjadi. Kolom-kolom dan balok pengikat harus kuat dan ditopang oleh pondasi yang baik pula.


BANGUNAN YANG TAHAN GEMPA

1. Digoyang gempa ringan, tidak mengalami kerusakan

2. Digoyang gempa sedang, hanya mengalami kerusakan non struktur

3. Digoyang gempa besar, mengalami kerusakan struktural tapi tetap berdiri dan tidak roboh


STRUKTUR BANGUNAN TAHAN GEMPA


1. PONDASI

Pondasi merupakan bagian dari struktur yang paling bawah dan berfungsi untuk menyalurkan beban ke tanah. Untuk itu pondasi harus diletakkan pada tanah yang keras. KEdalaman minimum untuk pembuatan pondasi adalah 6- – 75 cm. Lebar  pondasi bagian bawah 0,4 m, sedangkan lebar bagian atas pondasi 0,3 m. Seluruh pekerjaan pasangan batu gunung ini menggunakan adukan campuran 1 semen : 4 pasir. Pasangan batu gunung untuk pondasi dikerjakan setelah lapisan urug dan aanstamping selesai dipasang.Pondasi juga harus mempunyai hubungan yang kuat dengan sloof. Hal ini dapat dilakukan dengan pembuatan angkur antara sloof dan pondasi dengan jarak 1 m. Angkur dapat dibuat dari besi berdiameter 12 mm dengan panjang 20 -25 cm

2. BETON


Beton yang digunakan untuk beton bertulang dapat menggunakan perbanandingan 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil. Air yang digunakan adalah ½ dari berat semen (FAS 0,5). Mutu yang diharapkan dapat tercapai dari perbandingan ini adalah 150 kg/cm2

3. CETAKAN BETON (bekisting)



Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan cetakan beton adalah sbb :

1) Pemasangan bekisting harus kokoh dan kuat sehingga
     tahan terhadap getaran yang ditimbulkan pada saat pengecoran.

2) Setiap selesai pemasangan, harus diteliti ulang baik kekuatan maupun bentuknya.

3) Cetakan beton terbuat dari bahan yang baik sehingga mudah pada saat dilepaskan
     tanpa mengakibatkan kerusakan beton.

4) Bekisting boleh dibuka setelah 28 hari Selama beton belum mengeras harus
      dilakukan perawatan beton (curing).

4. BETON BERTULANG 



Beton bertulang merupakan bagian terpenting dalam membuat rumah menjadi tahan gempa. Pengerjaan dan kualitas dari beton bertulang harus sangat diperhatikan karena dapat melindungi besi dari pengaruh luar, misalnya korosi. Para pekerja atau tukang suka menganggap remeh fungsinya. Penggunaan alat bantu seperti molen atau vibrator sangat disarankan untuk menghasilkan beton dengan kualitas tinggi.

Untuk membuat struktur beton bertulang (balok,sloof,dan ring balk) menjadi satu kesatuan system pengakuran yang baik dan penerusan tulangan harus dilakukan dengan baik. Tulangan yang digunakan untuk beton bertulang mempunyai diameter minimum  Æ10 mm dengan jarak sengkang bervariasi.

Secara garis besar beton bertulang dapat dibagi 2, kolom dan balok. Ukuran-ukuran beton bertulang yang digunakian adalah :

1)      Sloof  = 15 cm x 20 cm

2)      Kolom utama = 15 cm x 15 cm

3)      Kolom praktis = 13 cm x 13 cm

4)      Ring balk = 13 cm x 15 cm

5)      Balok kuda-kuda = 13 cm x 15 cm

5. IKATAN TULANG BETON  


Tulangan beton memegang peranan penting dalam konsep bangunan tahan gempa. Pengerjaan dan kualitas dari penulangan beton harus sangat diperhatikan. Di masyarakat umum, tukang kebanyakan mengganggap sepele titik pekerjaan ini dan kurang mengindahkan nilai-nilai kekuatan ikatan tulangan.
Ikatan tulangna beton ini terdiri dari :
- Sloof beton,
- Kolom beton,
- Ring balk beton

6. RANGKA ATAP 


Bahan yang ringan untuk struktur atap biasanya digunakan seperti kayu dengan metode sambungan ikatan sederhana. Untuk memperkuat hubungan antara batang dan menjaga stabilitasnya, maka hubungan antara batang membentuk segitiga. Hubungan antara kuda-kuda yang satu dengan yang lainnya menggunakan batang pengaku



Referensi: dari buku membangun rumah sederhana sehat tahan gempa, griya kreasi.dan dari sumber yang lain Semoga bermanfaat. . . . .














Komentar