Rumah adat tahan gempa
RUMAH ADAT TAHAN GEMPA
Inilah rumah tahan gempa, bangunan yang ternyata sudah ada di Indonesia sejak zaman dahulu. Rumah tahan gempa ini dapat dijumpai pada konstruksi bangunan-bangunan adat yang umumnya berbentuk rumah panggung yang mampu menahan guncangan gempa bumi.
Bangunan sendiri dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni bangunan tradisioal meliputi balai adat, tempat ibadah, dan rumah vernakular. Rumah vernakular merupakan bangunan khas dan unik yang diturunkan dari tradisi kuno, memiliki kemampuan bertahan terhadap lingkungan fisik seperti iklim, gempa dan angin.
Menurut Kepala Pusat Penelitian Gempa Fakultas Teknik UKI Pinondang Simanjuntak, struktur rancangan pada rumah adat seharusnya berbentuk simetris dan memiliki tingkat kekakuan yang cukup sehingga sambungannya tidak longgar, seperti dilansir dalam kompas.com.
Penggunaan bahan material yang ringan seperti kayu dan bambu memungkinkan bangunan adat tidak mudah roboh karena memiliki kelenteran terhadap gempa. Selain itu struktur bangunan yang dikaitkan satu sama lain menggunakan pasak bisa lebih dinamis dan kokoh sehingga tahan terhadap guncangan gempa.
Masing-masing daerah di Indonesia memiliki satu atau lebih tipe rumah vernakular yang dibangun berdasarkan tradisi daerah tertentu yang menunjukkan keanekaragaman dan kearifan lokalnya. Bahkan kearifan lokal itu juga diadopsi oleh sejumlah negara seperti Jepang yang hampir semua rumah di sana menggunakan bahan dasar yang ringan.
Di Indonesia sendiri ada beberapa bentuk bangunan adat tradisional yang dapat diandalkan untuk menahan guncangan gempa bumi, ini dia diantaranya
• Rumah Woloan
Bangunan adat dari Tomohon, Sulawesi Utara ini sudah sejak dulu dikenal sebagai rumah yang tahan guncangan gempa. Namanya kian dikenal hingga mancanegara, bahkan rumah yang dibuat dari kayu cempaka dan besi ini pernah diimpor oleh negara Argentina dan Venezuela lho.
• Rumah Laheik
Hampir sama dengan rumah Omo Hada, bangunan adat yang berasal dari Kerinci, Riau ini juga tersusun dari kayu yang saling disatukan dengan menggunakan pasak kayu dan ikatan tambang yang terbuat dari ijuk. Rumah Laheik biasanya ditinggali oleh beberapa keluarga
• Rumah Omo Hada
Kehebatan konstruksi bangunan adat Nias ini terlihat pada 2010 silam, saat itu Nias dilanda gempa berskala cukup besar. Bangunan adat ini masih kokoh berdiri dan posisinya hanya sedikit bergeser.
Konstruksi rumah Omo Hada menggunakan pasak dari kayu untuk menyatukan antarbagian, tidak memiliki jendela namun diganti dengan semacam model teralis untuk ventilasi dan memiliki atap yang oval
• Rumah Tua Bali Utara
Rumah-rumah yang berada di kawasan Bali Utara ini dianggap tahan akan gempa, karena memiliki konstruksi yang memanfaatkan saka atau tiang kayu dan lambang serta sineb sebagai balok. Hal ini bertujuan untuk melindungi penghuninya dari reruntuhan bangunan akibat gempa.
Arsitektur lokal sejak peradaban Bali Kuno sudah melakukan ujicoba yang panjang untuk membangun rumah tahan gempa yang dapat diwariskan ke generasi selanjutnya. Bangunan adat di Bali Utara ini menkadi salah satu temuan penting dalam kesejarahan gempa di Indonesia
• Rumah gadang
Yang satu ini tak perlu diragukan lagi untuk urusan kekuatan dan kekohonannya. Rumah Gadang sudah terbukti kuat menahan gempa berkekuatan 7,6 SR yang sempat mengguncang Padang pada 2009 silam. Konstruksinya yang lentur dan solid bahkan mampu menahan gempa berkekuatan 8 SR sekalipun.
Rahasianya terletak pada rangka kayu yang berbentuk seperti perahu. Tiang bangunan bagian bawah juga dialas dengan batu sandi agar bisa menahan getaran. Karenanya rumah Gadang tetap berdiri kokoh walau ada gempa
Referensi : dari berbagai sumber di googel dan buku
Komentar
Posting Komentar